TIGA PRINSIP DASAR KEPEMIMPINAN MENURUT Ki Hajar Dewantara

Senin, 10 Oktober 2016 pukul 07.30 WIB – selesai bertempat di halaman gedung Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman, dilaksanakan apel pagi staf kependidikan dan pimpinan Fikes Unsoed.

Apel pagi di awali dengan berbagi informasi dimulai oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Ir. Endo Dardjito, MPPM., memberikan beberapa informasi tentang berbagai lomba dalam rangka Olimpiade Unsoed tahun 2016, bahwa Fikes sementara berhasil mengumpulkan 5 (lima) medali emas dari duabelas emas yang di perebutkan. Di pastikan Fikes Unsoed akan merebut prestasi sebagai JUARA UMUM pada Olimpiade Unsoed Tahun 2016.

Selanjutnya Ir. Endo Dardjito, MPPM juga mengajak para civitas akademika Fikes Unsoed untuk memberi suport pada pertandingan perebutan juara olimpiade final cabang sepak bola antara Fikes versus Fakultas Hukum.

Muhajir, SE selaku Kepala sub bagian akademik dan kemahasiswaan memberikan pemahaman bagi peserta apel tentang   Prinsip-prinsip  Dasar Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara; Tiga  prinsip dasar Kepemimpinan yang selalu pedoman dan ditauladani dari Ki Hajar Dewantara adalah:

  1. Ing ngarsa sung tulada. Artinya, di depan memberi teladan. Pemimpin harus menjadi contoh bagi anak buahnya.
  2. Ing madya mangun karsa. Artinya di tengah membangun kehendak atau niat. Pemimpin harus berjuang bersama anak buah.
  3. Tut wuri handayani. Artinya, dari belakang memberikan dorongan. Ada saatnya pemimpin membiarkan anak buah melakukan sendiri.

Ketiga prinsip tersebut, ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani, perlu dilakukan sesuai dengan tingkat kepentingan.

Banyak orang melakukan kesalahan, yaitu hanya mengedepankan satu gaya kepemimpinan. Ada pemimpin yang hanya mengutamakan leading, leading dan leading. Gaya ini baik untuk anak buah yang kurang berpengalaman, tetapi membosankan bagi mereka yang sudah berpengalaman.

Ada juga pemimpin yang hanya mengutamakan coaching, coaching dan coaching, padahal anak buahnya sendiri belum memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan. Tentu saja, tujuan tidak tercapai.

Ing ngarsa sung tulada Sebagai pemimpin, terkadang kita perlu berdiri di depan dan memimpin pasukan. Ini penting, terutama jika pasukan kita terdiri dari orang-orang yang kurang berpengalaman. Cara paling mudah memimpin pasukan adalah menjadi teladan dan cara paling mudah menjadi teladan adalah  menjalankan yang Anda kotbahkan.

Ing madya mangun karsa : artinya kemauan, kehendak atau niat. Dalam beberapa artikel, karsa sering di salah-artikan sebagai prakasa atau ide. Dan, tentu saja, karsa berbeda dengan prakarsa. Terkadang, sebagai pemimpin, kita perlu ditengah-tengah membangun pasukan dan berjuang bersama anak buah. Biasanya, kondisi ini terjadi ketika anak buah Anda belum terlalu mengerti tugas dan kewajibannya dan mereka sedang menghadapi pekerjaan sulit. Anda pelu membiarkan mereka melakukan sendiri, tetapi dengan membangun jiwa mereka, agar semangat dan motivasi mereka tetap membara. Di tengah-tengah mereka, Anda menjadi motivator yang membangun semangat.

Tut wuri handayani, pasukan Anda sudah mampu melakukan pekerjaan mereka. Kini tugas sudah lebih mudah. Anda perlu step back dan berdiri dibelakang memberikan dorongan dan coaching. Biarkan mereka bertugas dan tugas Anda, mengamati hasil pekerjaan mereka.  (Humasfikes/10/10/2016)